
BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Festival Posyandu Kreatif (FPK) yang puncak acaranya dilaksanakan di pendopo kabupaten, Kamis (25/21/2021). Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin membuka festival yang menampilkan inovasi posyandu dan telah digelar rutin sejak 2019 lalu tersebut.
“Kami mengapresiasi Festival Posyandu Kreatif ini. Semoga ajang ini bisa menjadi pemicu peningkatan kesehatan masyarakat,” kata Menkes Budi via sambungan online.
Menurut Menkes, keberadaan posyandu sangat penting untuk mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat. “Maka, kegiatan semacam ini akan terus kita dorong,” kata Menkes Budi.
Dia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Ke depan, kita akan banyak menyediakan waktu dan ruang untuk kegiatan yang sifatnya promotif dan preventif. Misalnya, melakukan skrining kesehatan yang lebih menyeluruh kepada bayi hingga orang dewasa. Sehingga fungsi layanan kesehatan tidak hanya menyembuhkan orang sakit. Tapi juga menyehatkan orang sehat,” kata Menkes Budi.
Festival Posyandu Kreatif diikuti lebih dari 2.000 kader posyandu se-Banyuwangi, yang hadir baik baik secara online maupun offline. Mereka menampilkan berbagai inovasi posyandu yang dilakukan oleh mereka, khususnya selama pandemi.
“Festival ini adalah apresiasi untuk kader Posyandu yang telah mengabdi menjadi pejuang kesehatan keluarga terdepan. Beliau-beliau para kader Posyandu sangat dibutuhkan masyarakat,” ujar Ipuk.
Dikatakan Ipuk, ajang ini diharapkan mampu menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan pelayanan di masing-masing kader posyandu. Apalagi di masa pandemi saat ini, kreativitas dan inovasi para kader posyandu sangat dibutuhkan agar kegiatan posyandu tetap berjalan lancar namun aman dari covid-19
“Dan festival ini kami gelar kembali sebagai upaya kami memacu inovasi para kader posyandu. Bagaimana tetap menjalankan fungsinya di tengah kondisi pandemi semacam ini. Dan alhamdulillah, banyak inovasi yang telah dilakukan. Ini patut kita apresiasi,” kata Ipuk.
Salah satunya, datang dari Posyandu Melati, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng. Para kader posyandu ini membuat aplikasi layanan posyandu yang diberi nama Jepit Asik (jaringan elektronik pengingat ibu untuk mengawasi, simulasi, intervensi, dan koreksi tumbuh kembang balita).
Dijelaskan Ketua posyandu Melati, Nur Aisah, dalam aplikasi tersebut ada fitur-fitur layanan seperti layanan home care bagi balita yang sakit, jadwal posyandu keliling ke tiap lingkungan, informasi seputar masalah kesehatan keluarga, serta jadwal sosialisasi kesehatan keluarga.
“Dengan cara seperti ini, kami tetap bisa memantau perkembangan ibu dan anak, termasuk lansia, di wilayah kami. Ini cara kami melakukan layanan selama pandemi ini,” kata Nur, yang meraih juara 1 lomba Posyandu Kreatif tahun ini.
Ajang Festival Posyandu Kreatif juga diisi dengan beragam lomba yang sarat edukasi. Mulai lomba cipta alat ukur tinggi badan dan panjang badan yang kreatif, alat peraga edukatif (APE), lomba menu makanan tambahan pendamping (PMT), hingga paduan suara yang pelaksanaannya telah dilaksanakan secara bertahap sejak September 2021.
Acara ini juga diisi dengan kelas parenting dari dr. Lula Kamal, seorang dokter sekaligus aktris yang selama ini aktif menjadi pengisi acara parenting. Lula sangat mengapresiasi kegiatan Festival Posyandu Kreatif tersebut. Menurutnya ini akan memacu para kader posyandu untuk terus bisa berinovasi.
“Saya sangat mengapresiasi Banywuangi yang punya cara khusus bagaimana mengapresiasi para kader posyandu. Kader ini penting, karena mereka garda depan untuk bisa mengidentifiaksi masalah tumbuh kemabang bayi dan anak,” kata Lula. (*)
Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi : banyuwangikab.go.id
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).
Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.
Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.