
BANYUWANGI – Bupati Ipuk Fiestiandani secara resmi menyampaikan nota keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022, Senin (22/11/2021). Nota keuangan APBD tahun depan tersebut dibacakan secara langsung Bupati Ipuk dalam forum rapat paripurna DPRD Banyuwangi.
Ipuk mengatakan, APBD 2022 mempunyai peran sentral untuk menjaga keselamatan masyarakat, sekaligus sebagai stimulus pengungkit pemulihan ekonomi.
“Sejak awal pandemi, kita telah menggunakan APBD sebagai instrumen untuk mengatur keseimbangan rem dan gas, mengendalikan penyebaran Covid19, melindungi masyarakat rentan, sekaligus mendorong kelangsungan dunia usaha,” ujarnya.
Ipuk lantas menuturkan dampak pandemi menyebabkan perekonomian nasional turun sehingga penerimaan negara turun. Hal ini berakibat pada penurunan dana transfer kepada daerah. Karena itu, tidak sedikit daerah harus meminjam dana pihak ketiga yang jumlahnya bisa mencapai ratusan miliar rupiah untuk menjaga stabilitas keuangan daerahnya.
“Alhamdulillah, kita bersyukur, kondisi ini tidak sampai terjadi di Banyuwangi. Ini karena kita benar-benar memilih skala prioritas dalam perencanaan anggaran, di tengah terbatasnya fiskal daerah,” terangnya.
Menyongsong Tahun 2022, masih kata Ipuk, pemkab akan berfokus pada upaya pemulihan ekonomi serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal efisien efektif dan akuntabel. Tema pembangunan Tahun 2022 adalah penguatan sektor strategis untuk pemulihan ekonomi berbasis pembangunan perdesaan.
“Tema tersebut dirumuskan dalam 9 prioritas daerah yang dibagi menjadi dua fokus prioritas yaitu 4 prioritas wajib serta 5 prioritas pendukung,” ujar Ipuk.
Ia menuturkan, empat fokus prioritas wajib di antaranya melanjutkan upaya pengendalian covid 19, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi masyarakat miskin, memperkuat agenda peningkatan SDM yang unggul melalui peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
“Sedangkan prioritas pendukung terbagi menjadi 5 fokus yaitu pertama percepatan penyediaan infrastruktur, kedua menguatkan kemandirian produktivitas ekonomi lokal rumah ketiga transformasi digital dalam rangka percepatan pelayanan publik, keempat inovasi layanan publik dan perbaikan kualitas layanan, kelima komitmen menurunkan kemiskinan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ipuk mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi diproyeksikan sebesar 4,27% sampai 5,29%.
Ia lantas membeber di tahun 2022 seluruh sektor diprediksi mengalami peningkatan. Beberapa sektor yang tumbuh signifikan di antaranya sektor jasa sebesar 11,64 persen diikuti sektor informasi dan komunikasi sebesar 8,94 persen. Sektor-sektor lain diperkirakan ikut bergerak positif seiring pembukaan destinasi dan penyelenggaraan atraksi wisata, antara lain sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dengan proyeksi kinerja pertumbuhan sebesar 8,77 persen, sektor konstruksi diprediksi akan tumbuh sebesar 8,59 persen.
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan diproyeksi tumbuh positif sebesar 1,68%, sedangkan sektor pertanian menjadi tumpuan sebab kontribusinya sebesar 29,86% atau paling besar dibandingkan sektor-sektor lainnya.
“Seluruh proyeksi baik pendapatan, belanja maupun pembiayaan diharapkan dapat secara efektif menstimulasi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi,” kata Ipuk.
“Saya berharap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi tentang APBD Tahun Anggaran 2022 dapat berjalan lancar dan dilandasi dengan semangat untuk bersama-sama mewujudkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi : banyuwangikab.go.id
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).
Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.
Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.