Rakor Kesehatan, Bupati Ipuk Instruksikan Jajaran Tingkatkan Layanan Warga Kurang Mampu

BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani membuka Rapat Koordinasi Kesehatan, Selasa (7/12/2021). Rapat diikuti seluruh jajaran Dinas Kesehatan, organisasi tenaga kesehatan, rumah sakit, dan Puskesmas. 

 

Bupati Ipuk menyampaikan sejumlah pesan. Pertama, peningkatan aksesabilitas layanan kesehatan untuk warga kurang mampu. Sesuai prosedur yang telah ditetapkan Ipuk, seluruh jajaran pemerintah daerah wajib merespons dan menangani masalah kesehatan warga kurang mampu maksimal dalam empat jam setelah laporan masuk.

 

”Kalau ada aduan segera selesaikan, terutama warga kurang mampu. Bantu dan tangani mereka. Terus turun ke lapangan, cek apabila ada warga yang belum mendapat penanganan kesehatan dengan baik. Jangan diabaikan. Ini harus menjadi perhatian seluruh tenaga kesehatan,” kata Ipuk.

 

Kedua, manfaatkan teknologi informasi untuk akselerasi layanan. “Kita sering kali menghadapi tantangan klasik ketika membicarakan tentang upaya peningkatan pelayanan kesehatan, yakni keterbatasan SDM. Sedangkan tugas semakin banyak. Tentu saja ini kita terus carikan jalan keluar, salah satunya dengan mengoptimalkan SDM yang ada,” pinta Ipuk.

 

Upaya pengoptimalan tersebut, imbuh Ipuk, di antaranya dengan mengubah pandangan tentang tata kelola SDM. Jangan hanya berpaku pada kuantitas SDM, kata Ipuk, namun lebih diarahkan dalam mengoptimalkan kualitas SDM-nya.

 

“Dan yang tak kalah penting, adalah teknologi. Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan kepada warga, bikin efisien dan efektif layanan untuk mempermudah warga,” kata Ipuk.

 

Ipuk lalu menyebut tentang Satu Data untuk layanan kesehatan. Yang mana program tersebut akan mengintegrasikan sistem pelayanan di puskesmas dengan rumah sakit.

 

“Kemarin sudah berdiskusi dengan Plt Kadinkes, akan segera dilakukan dalam waktu. Sistemnya sedang di-develop bareng Dinas Kominfo,” jelas Ipuk.

 

Lebih lanjut Ipuk menekankan pentingnya penentuan skala prioritas dalam bekerja. Setidaknya ada empat hal yang harus dipenuhi oleh Dinas Kesehatan. Mulai dari pencapaian SDGs (Suistanable Development Goals), SPM (Standard Pelayanan Minimum), JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), sampai sikronisasi program pusat dan daerah.

 

“Ini semua harus dipilah dan ditentukan skala prioritasnya. Sehingga, kinerja kita dapat terukur secara maksimal dampaknya terhadap masyarakat,” ungkapnya.

 

Selain itu, Ipuk juga meminta kepada para kepala puskesmas se-Banyuwangi yang ikut dalam rakor tersebut untuk kembali menggiatkan program Mall Orang Sehat. “Kita harus kembali memacu penerapan Mall Orang Sehat. Kita ajak masyarakat, kita edukasi, agar mereka lebih mampu menjaga kesehatan. Pandemi mengajarkan kita agar senantiasa menjaga kesehatan,” jelas Ipuk.

 

Ipuk juga mengungkapkan terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan di Banyuwangi. Atas kerja keras semua pihak, pandemi Covid-19 gelombang kedua di Banyuwangi dapat tertangani dengan baik. Begitu pula Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga meningkat. Yang mana salah satu indikatornya adalah sektor kesehatan.

 

“Sampaikan salam saya kepada keluarga dan seluruh tenaga kesehatan dan semua tenaga penunjang di tempat-tempat pelayanan kesehatan, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perjuangan dan dedikasinya,” ungkap Bupati Ipuk. (*)

Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi  : banyuwangikab.go.id

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).

Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).

Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.

Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *