Puluhan Anak Muda se-Jawa Bali Adu Kreasi di Banyuwangi Aquascape Contest

BANYUWANGI – Puluhan anak muda dari Jawa dan Bali adu kreativitas dalam Banyuwangi Aquascape Contest, di aula Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Sabtu (4/12/2021). Aquascape adalah seni mengatur tanaman air, batu, batu karang, koral atau kayu apung secara alami di dalam akuarium sehingga memberikan efek seperti berkebun di bawah air.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kegiatan yang digelar Prodi Ilmu Perikanan Fakultas Perikanan dan Pertanian Untag, yang berkolaborasi bersama Moza Aquatic dan Dinas Perikanan Banyuwangi tersebut. Menurutnya, aquascape melatih kreativitas dan bisa dikembangkan menjadi ladang ekonomi kreatif.

“Saya suka melihat ikan, suka snorkeling melihat pemandangan bawah laut. Melihat karya teman-teman ini seolah kita sedang disuguhi keindahan taman bawah laut,” kata Ipuk.

“Dulu orang menggandrungi ikan cupang. Kini aquascape datang menawarkan keindahan lain yang tak kalah menarik. Ada nilai estetika dalam aquaspace. Semoga ini bisa semakin dikembangkan bisa menjadi media ekonomi kreatif bagi anak-anak muda Banyuwangi,” tambah Ipuk. 

Ditambahkan Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan Untag Banyuwangi, Ervina Wahyu Setianingrum, aquascape yang belakangan semakin digemari saat pandemi covid 19 ini diikuti 70 peserta dari tingkatan pemula hingga advance. “Mereka berasal dari Trenggalek, Madiun, Malang, Batu,  Situbondo,  Jember, Bondowoso, Pasuruan,  Kediri,  dan Banyuwangi.  Sebelumnya kami juga pernah menggelar kompetisi aquascape se-Banyuwangi,” tutur Ervina. 

Banyuwangi Aquascape Contest kali ini mengangkat tema “Aquascape of Banyuwangi Tourism”, yaitu mengusung tema berbagai destinasi pariwisata Banyuwangi yang bisa dilihat dari aquascape. Ada peserta yang menampilkan replika pohon-pohon seperti di Alas Purwo ataupun hutan Djawatan.  

Salah satu dewan juri Yoyo Prayogi mengatakan kreativitas peserta dalam Banyuwangi Aquascape Contest kali ini melampaui ekspektasinya. “Banyak pemula yang muncul dalam kontes kali ini. Mereka menghasilkan karya yang baik, kreatif dan idenya unik,”ujar Yoyo.

“Bagi pemula memang harus banyak berlatih dan belajar dari berbagai sumber. Selain itu harus sering ikut event, untuk mengasah jam terbang,” tutur juri yang asal Banyumas ini. 

Selain Yoyo, kontes kali ini juga mendatangkan Rasio Hery merupakan seorang master aquascape. Master asal Malang tersebut kerap tampil di kompetisi Eropa dan Amerika.

Keluar sebagai pemenang dari kalangan pemula,  juara 1 Lutfi Atim (Malang), Juara 2 Haris Alist (Bondowoso), Juara 3 Bedjo Kadjur (Batu). Untuk kategori Advance, Juara 1 AJCM Zamzon (Blitar),  Juara 2 The Moon RDX (Malang),  Juara 3 Yeye Aquatic (Jember). Sedangkan Juara Favorit kembali diraih oleh Bedjo Kadjur (Batu). 

Peraih juara 1, Muhammad Lutfi Atim mengaku senang Banyuwangi bisa menggelar kompetisi ini, karena belum semua kota bisa menggelar kontes ini. Dia mengaku untuk menggeluti aquaspace memang harus sering berlatih.

“Terutama  bikin setting aquascapenya, pemilihan tanaman harus pas,  mana yang harus menjadi tanaman depan, tanaman tengah ataupun tanaman belakang. Salah penempatan akan mengurangi nilai,” ujar Lutfi yang telah menggeluti aquascape selama 2 tahun ini.

Untuk kontes di Banyuwangi ini, Lutfi menghabiskan waktu selama dua hari untuk mempersiapkannya. Seluruhnya dikerjakannya sendiri sepulang dia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan pengisian interior untuk bus. (*)

Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi  : banyuwangikab.go.id

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).

Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).

Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.

Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *