Perkuat Layanan Adminduk, Banyuwangi Konsolidasi dengan Operator Desa dan Kecamatan

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi memiliki banyak inovasi layanan administrasi kependudukan (adminduk). Untuk memperkuat layanan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi melakukan sosialisasi inovasi adminduk berbasis desa bersama para operator kecamatan, desa/ kelurahan, Jumat (26/11/2021). 

“Ini bagian konsolidasi. Operator desa dan kelurahan ini adalah ujung tombak pelayanan terhadap masyarakat. Mereka yang banyak bersinggungan langsung pada masyarakat. Karena itu konsolidasi harus diperkuat untuk menyamakan persepsi agar pelayanan semakin kuat pula,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. 

“Administrasi kependudukan adalah layanan dasar dan hak setiap warga negara. Karena itu dibutuhkan kerja yang prima. Cepat, ramah, dan gratis. Semua layanan kependudukan tidak boleh dipungut biaya,” tambah Ipuk. 

Bahkan menurut Ipuk, satu hari setelah dilantik menjadi bupati dia langsung bekerja di desa dalam program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), yang salah satu fungsinya untuk mengoptimalkan dan mendekatkan pelayanan publik pada masyarakat. 

Ketika program Ngantor di Desa, banyak urusan kependudukan di desa bisa segera diselesaikan. “Karena itu saya minta kepada aparat desa, kelurahan, kecamatan, untuk lebih banyak jemput bola, mendekatkan diri pada masyarakat,” kata Ipuk. 

“Saya sangat berterima kasih pada teman-teman Dispendukcapil, yang telah banyak jemput bola, bahkan sampai bermalam di desa untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ucap Ipuk. 

Selain itu Ipuk menambahkan kerja juga harus berdasarkan target. Seperti Dispendukcapil yang saat ini masih memiliki pekerjaan rumah, seperti perekaman KTP-el yang masih mencapai 97,7 persen, belum mencapai target 99,2 persen. “Ini pekerjaan rumah Dispendukcapil, semoga bisa segera dicapai,” kata Ipuk.

Namun perekaman Kartu Identitas Anak (KIA) telah melampaui target. Dari target 30 persen telah tercapai 54,1 persen. Selain itu kepemilikan akta kelahiran 0-18 tahun juga melampaui target. Dari target 95 persen telah tercapai 97 persen. 

Ditambahkan Kepala Dispendukcapil Banyuwangi, Juang Pribadi, saat ini masyarakat memiliki banyak pilihan untuk mengurus layanan adminduk. 

“Selain pelayanan offline yang bisa dilaksanakan di 247 tempat pelayanan, yaitu di Mall Pelayanan Publik, dua pasar pelayanan publik, gerai pelayanan untuk nelayan, 25 kantor kecamatan, dan 217 desa dan kelurahan melalui program Smart Kampung dan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan), kami juga memberikan kemudahan secara online,” kata Juang. 

Masyarakat juga bisa melalui berbagai layanan seperti program Go On Document (Godoc) yang merupakan layanan memudahkan para lansia dan difabel. Ada juga ada pelayanan online melalui Whatsapp.

“Warga juga bisa memanfaatkan layanan kependudukan saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), pelayanan masyarakat di kawasan perkebunan dengan Camping Embun, mobil keliling kami juga siap melayani melalui program Pelangi ke desa-desa,” jelas Juang. 

Dalam Sosialisasi ini menghadirkan  Direktur Capil Ditjen Dukcapil Kemendagri Handayani Ningrum, serta Kasi Perkembangan Penduduk Dinas Kependudukan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemprov Jatim, Junita Elisabeth. (*)

Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi  : banyuwangikab.go.id

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).

Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).

Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.

Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *