Bertemu Deputi KemenPAN-RB dan Ombusdman, Bupati Ipuk Bahas Upaya Pacu Pelayanan Publik

BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melakukan koordinasi ke berbagai instansi untuk membahas upaya peningkatan pelayanan publik di daerahnya. 
Di antaranya dengan bertemu Deputi Akuntabilitas dan Reformasi Birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Erwan Agus Purwanto, di Kantor Kemenpan RB.

“Banyak hal yang kami bahas. Ada beberapa insight terbaru soal bagaimana ke depan pemerintah daerah itu bukan lagi bicara dan eksekusi kolaborasi, tapi harus membangun ekosistem. Jadi dari kolaborasi menuju ekosistem di mana satu dan lainnya saling terkait,” kata Ipuk, Kamis (2/12/2021).

Ipuk menambahkan, meski Banyuwangi telah membuat sejumlah terobosan dalam hal pelayanan publik, tetap ke depan butuh inovasi baru karena ekspektasi publik dari hari ke hari semakin meningkat.

“Kita telah membuat program layanan jemput bola ke masyarakat di daerah perkebunan, juga ada program Bupati Ngantor di Desa. Ke depan inovasi-inovasi baru akan terus kita lakukan agar sebisa mungkin kita mendekati ideal meskipun pasti akan selalu ada kekurangan dalam pelaksanaan,” ujar Ipuk.

Di Jakarta, Ipuk juga bertemu dengan Ketua Ombudsman RI Mokh Najih untuk membahas upaya-upaya peningkatan pelayanan publik. “Kami terus berbenah, termasuk bertemu Ombudsman untuk mendapatkan masukan-masukan karena Ombudsman ini kan mempunyai perspektif luas soal public services sebab mereka mewadahi banyak sektor publik. Kami sangat terbantu oleh masukan-masukan tersebut,” ujar Ipuk. 

Salah satu fokus utama Ipuk dalam hal pelayanan publik terutama terkait sejumlah masalah dasar seperti pendidikan, kesehatan, rumah tidak layak huni, dan kebutuhan sehari-hari warga. Untuk masalah warga tidak bisa sekolah, berobat, menempati rumah tak layak huni, serta kesulitan makan, Ipuk memberi target penanganan maksimal empat jam sejak laporan masuk.

“Jadi pelayanan publik bukan hanya soal dokumen. Kawan-kawan birokrasi harus cekatan sesuai bidang masing-masing. Salah satu fokusnya adalah bantu warga yang kesusahan, harus beri solusi dengan koordinasi lintas OPD,” ujar Ipuk. (*)

Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi  : banyuwangikab.go.id

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).

Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).

Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.

Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *