
Banyuwangi – Program inovasi Pemkab Banyuwangi kembali mendapat apresiasi positif dari pemerintah. Kali ini, program menerjunkan sarjana untuk mengajar siswa-siswa di wilayah pelosok, Banyuwangi Mengajar, meraih Top 30 Kompetisi Pelayanan Publik yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo kepada kepada Sekretaris Daerah Banyuwangi Mujiono, di Surabaya, Jumat (19/11/2011). Turut mendampingi Menpan RB, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
“Terima kasih kepada Pak Menteri TjahjonKumolo, Pemprov Jatim dan Gubernur Jatim Ibu Khofifah yang terus menyemangati Banyuwangi untuk bergerak ke arah yang lebih baik. Matur nuwun atas kepercayaan dan bimbingannnya selalu,” kata Mujiono, usai menerima penghargaan.
Program ‘Banyuwangi Mengajar’ merupakan inovasi di bidang pendidikan untuk peningkatan kualitas SDM di desa-desa yang secara geografis sulit dijangkau. Setiap tahun, puluhan sarjana muda dikirim ke desa-desa dengan akses tersulit, dan wajib tinggal di sana selama satu tahun.
“Alhamdulillah, ini juga menjadi kemenangan bagi para sarjana yang telah mengabdi sebagai pendidik bagi siswa-siswa kami yang berada di wilayah yang aksesnya sulit dijangkau. Terima kasih kepada mereka yang telah bergabung bersama kami dalam program ini, terima kasih atas pengabdiannya,” cetus Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat (19/11/2011).
Program Banyuwangi Mengajar ini digagas Pemkab Banyuwangi sejak 2015. Program ini mengajak para lulusan perguruan tinggi untuk mengabdikan ilmunya dengan mengajar anak usia sekolah di wilayah pelosok Banyuwangi. Para pengajar diberikan insentif bulanan secara khusus oleh Pemkab Banyuwangi.
“Ini adalah upaya transformasi SDM. Bagi kami, desa bukan hanya butuh dana, tapi juga butuh inspirasi yang bisa digerakkan oleh anak-anak muda ini. Mereka mengajar, berinteraksi, memberi kursus dan sebagainya. Kehadiran mereka kami harapkan bisa memberi nilai tambah bagi pendidikan anak-anak di wilayah pinggiran,” kata Ipuk.
Hingga saat ini. pemkab telah merekrut total sekitar 240 relawan sarjana fresh greaduate untuk terjun dalam program Banyuwangi Mengajar. Mereka adalah para penerima program beasiswa Banyuwangi Cerdas yang telah menyelesakan kuliahnya.
“Ini salah satu solusi kami di tengah kurangnya tenaga pengajar di Banyuwangi. Kami mengajak anak muda yang notabene idealismenya masih tinggi untuk menularkan ilmunya kepada sesama, pasti ini merupakan pengalaman berharga bagi mereka,” ujar Ipuk.
“Para relawan ini disebar di 24 sekolah, yakni 17 SD dan 7 SMP di kecamatan yang memiliki kawasan pegunungan, hutan, dan perkebunan dengan akses tersulit,” kata Ipuk.
Ipuk menyebut, sejak digagas pada 2015 lalu, inovasi Banyuwangi Mengajar telah banyak memberikan kontribusi positif bagi pendidikan anak-anak di wilayah akses tersulit tersebut.
Misalnya, angka putus sekolah turun drastis dari 6,88 persen menjadi 0,02 persen; angka melanjutkan sekolah meningkat dari 57,82 persen menjadi 89,65 persen; angka kelulusan juga naik dari 92,5 persen menjadi 99,98 persen. Selain itu, angka pekerja anak juga terpantau turun dari 255 anak menjadi zero.
Sebelumnya, Bupati Ipuk telah melewati fase penjurian dalam kompetisi ini. Tim dewan juri ini terdiri atas Guru Besar Fisipol Unair, Prof. Dr. Jusuf Irianto; Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jatim, Agus Muttaqin; Direktur The Jawa Pos Institute of Pro Otonomi, Dr. Rohman Budijanto; Advisor Program Transformasi – GIZ wilayah Jatim, Redhi Setiadhi; Anggota GIZ wilayah Jatim, Dina Limanto; dan Responsive Governance Kompak East Java, Didik Purwondanu. (*)
Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi : banyuwangikab.go.id
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).
Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.
Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.