
BANYUWANGI – Selain mengirim tim relawan dan bantuan paket sembako ke Lumajang, Pemkab Banyuwangi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi membuka posko bantuan erupsi Gunung Semeru. Penggalangan bantuan dibuka mulai, Selasa (7/12/2021).
Selain di BPBD, posko bantuan juga dibuka di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB),
Sekretaris BPBD Banyuwangi, Mujito mengatakan, donasi ini dibuka untuk membantu warga yang ingin menyalurkan bantuannya kepada warga Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Warga bisa langsung menyalurkan bantuannya ke posko yang ada di dia lokasi tersebut.
“Kami tidak menerima bantuan berupa uang. Kalau ada warga yang ingin membantu dengan uang, kami sarankan menyalurkannya melalui Baznas atau institusi yang menggalang dana berupa uang,” kata Mujito.
Dijelaskan Mujito, bantuan yang dibutuhkan terdiri dari enam item yakni sembako, makanan tambahan gizi, perlengkapan kebutuhan bayi dan balita, peralatan mandi, pakaian baru, dan selimut.
BPBD telah mengirimkan surat permohonan bantuan kepada seluruh dinas di Banyuwangi dan organisasi masyarakat untuk ikut berdonasi.
“Kami telah bersurat kepada seluruh SKPD dan ormas di Banyuwangi untuk mengumpulkan bantuan, mulai hari ini hingga tanggal 10 Desember mendatang. Selain ASN dan ormas, masyarakat umum juga bisa menyalurkan bantuannya,” jelas Mujito.
Mujito berharap, dengan adanya posko bantuan ini, penyaluran bantuan bisa satu pintu agar pelaporannya jelas. “Jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan keadaan, meminta sumbangan untuk digunakan sebagai keperluan pribadi,” harapnya.
Selain di BPBD posko bantuan juga dibuka di kantor Dinsos PPKB, Jalan HOS Cokroaminoto No 30 Banyuwangi.
Kepala Dinas Sosial PPKB, Henik Setyorini, mengatakan Posko utama untuk erupsi Semeru tetap satu pintu di BPBD.
“Sementara untuk Posko di Dinas Sosial sifatnya membantu. Posko perbantuan di Dinas Sosial ini fungsinya adalah mengakomodir para penyalur bantuan. Nantinya kami yang akan mengantarkan bantuan tersebut ke BPBD. Jadi masyarakat juga bisa menyalurkan lewan Dinas Sosial dan BPBD,” jelas Henik. (*)
Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi : banyuwangikab.go.id
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).
Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.
Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.