
BANYUWANGI – Desa-desa di Banyuwangi kembali menorehkan prestasi. Kali ini desa-desa di Banyuwangi berjaya East Java Tourism Award 2021 yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
Dalam East Java Tourism Award 2021 yang digelar di Malang pada 10 Desember 2021 lalu, terdapat tujuh kategori penghargaan. Dalam ajang tersebut Banyuwangi meraih delapan penghargaan dan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Selamat kepada para pemenang dalam East Java Tourism Award 2021. Penghargaan ini agar menjadi motivasi pelaku pelaku industri wisata di Jawa Timur, untuk terus melakukan inovasi-inovasi agar ekonomi terus tumbuh positif, untuk menyongsong Jatim Bangkit,” kata Khofifah.
Adapun penghargaan yang diterima Banyuwangi adalah Terbaik II Daya Tarik Wisata Alam Terbaik, Wisata Bangsring; Terbaik II Daya Tarik Wisata Buatan, Wisata Sumber Bulu Songgon; Terbaik I Video Profil Desa Wisata, desa wisata adat osing Kemiren Banyuwangi; Terbaik III Video Profil Desa Wisata, desa wisata Tamansari;
Unggulan II Lomba Film Pendek Pesona Wisata Jawa Timur, Efendy–Jejak Banyuwangi; Virtual Tour Desa Wisata Terbaik, desa Bangsring; Homestay di Desa Wisata, Kedaton Wetan Homestay; dan Restoran Bintang dan Non Bintang, Waroeng Kemarang.
Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda bersyukur desa-desa di Banyuwangi kembali meraih prestasi. “Kian banyak desa-desa wisata di Banyuwangi yang meraih prestasi. Ini semua berkat kerjasama dan kerja keras semua pihak. Terima kasih atas kekompakan yang terus terjalin selama ini desa-desa di Banyuwangi,” kata Bramuda.
Bramuda mengatakan tahun ini desa-desa Banyuwangi telah banyak meraih prestasi. Selain di East Java Tourism Award, desa-desa Banyuwangi juga berprestasi di tingkat nasional.
Seperti baru saja Desa Tamansari Kecamatan Licin meraih juara pertama Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kategori Digital, yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Dalam ajang tersebut, juga ditetapkan Desa Tamansari mendapat sertifikasi berkelanjutan dari Kemenkarekraf dengan kategori “Maju”.
“Dalam sertikasi berkelanjutan ini hanya 16 desa di Indonesia yang terpilih dan Desa Tamansari termasuk di dalamnya,” kata Bramuda.
Selain itu pada tahun ini Desa Tamansuruh Banyuwangi juga meraih penghargaan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Desa yang terletak di kaki Gunung Ijen tersebut masuk dalam 10 besar “Desa Cinta Statistik (Desa Cantik)” Terbaik Nasional 2021 BPS.
Selain meraih banyak penghargaan, dalam ajang tersebut kesenian Rengganis dari Banyuwangi juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Rengganis adalah kesenian drama tradisional yang merupakan bentuk akulturasi dan kolaborasi dari gabungan beberapa jenis seniman seperti wayang orang, kethoprak, ludruk, janger/damarwulan, ande-ande lumut, gandrung dan lainnya.
Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda tersebut diserahkan oleh Gubernur Khofifah pada Kepala Bidang Produk Wisata Disbudpar Banyuwangi, Edy Mulyono.
“Pelestarian kebudayaan sangat penting d ttengah keberagaman saat ini, keberagaman budaya ini jangan malah digeneralisasi tapi harus ditunjukkan keunikannya. Maka dengan ditetapkannya Kesenian Rengganis yang sebagai warisan budaya tak benda, kami berharap ke depan kesenian Rengganis bisa kembali bergairah dan bisa berdampak bagi perekonomian masyarakat Banyuwangi.” ungkap Bramuda. (*)
Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi : banyuwangikab.go.id
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).
Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.
Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.