
BANYUWANGI – Kolaborasi sejumlah pihak terus digalang untuk memperkuat dukungan dalam memfasilitasi para penyandang disabilitas. Yang terbaru adalah kolaborasi PT Angkasa Pura (AP) II dan Yayasan Kick Andy yang memberikan bantuan 24 kaki palsu bagi disabilitas tuna daksa di Banyuwangi.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senior General Manager of Community Development AP II, Amirzal; pimpinan Yayasan Kick Andy, Ali Sadikin; dan Executive General Manager PT AP II Bandara Banyuwangi, Cin Asmoro, di pendopo Banyuwangi, Kamis (11/11/2021).
Bupati Ipuk mengapresiasi aksi kolaborasi kemanusiaan ini. “Kami ucapkan terima kasih kepada PT AP II dan Yayasan Kick Andy yang telah peduli kepada masyarakat Banyuwangi. Bantuan ini kian melengkapi berbagai program bantuan yang telah kami siapkan untuk disabilitas,” kata Ipuk.
“Semoga bantuan ini menjadi penyemangat baru bagi teman-teman disabilitas untuk lebih produktif lagi,” imbuhnya.
Senior General Manager of Community Development AP II Amirzal mengatakan, penyerahan kaki palsu ini merupakan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) AP II.
“Hari ini ada 24 kaki palsu yang kita berikan kepada penyandang disabilitas di Banyuwangi,” kata Amirzal.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa membantu para penyandang disabilitas agar lebih mandiri, bisa bersosialisasi dan beraktivitas lebih mudah lagi,” imbuh Amirzal.
Ketua Harian Yayasan Kick Andy, Ali Sadikin, mengatakan tujuan utama program ini adalah agar para penyandang disabilitas lebih produktif dan mandiri.
“Makanya tidak semua yang mengajukan bisa kita setujui. Kami dan AP II punya persyaratan-persyaratan, juga ada survey, sehingga yang menerima benar-benar orang yang tepat. Misalnya, pedagang UMKM yang kehilangan kakinya karena kecelakaan. Setelah mendapatkan kaki palsu, harapannya bisa kembali bekerja dan produktif,” ujar Ali.
Sementara itu, Ipuk menambahkan, Banyuwangi telah melakukan banyak program untuk penyandang disabilitas. Mulai program pemberdayaan seperti pelatihan dan bantuan alat usaha, hingga beasiswa pendidikan.
“Selain itu, ruang-ruang publik kami juga secara bertahap semuanya harus ramah untuk para penyandang disabilitas. Misalnya, di ruang terbuka hijau kami sediakan tangga ber-handle untuk tuna netra. Juga di beberapa tempat kita pasang pelican crossing untuk memudahkan saat menyeberang jalan,” pungkasnya.
Program ini disambut gembira para disabilitas Banyuwangi. Salah satunya, Suyati. Wanita yang kehilangan salah satu kakinya akibat kecelakaan 11 tahun lalu itu sangat gembira saat menerima kaki palsu.
“Alhamdulillah, bisa jualan nasi goreng lagi. Enggak perlu pakai tongkat, sekarang bisa lebih leluasa bergerak,” ujarnya.
Hal yang serupa juga diungkapkan Sugiarto, remaja 18 tahun. “Senang sekali sekarang kalau sekolah lebih nyaman. Enggak usah pakai tongkat,” kata dia. (*)
Artikel ini sebelumnya telah ditayangkan pada website Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi : banyuwangikab.go.id
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2).
Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Penduduk Banyuwangi cukup beragam. Mayoritas adalah Suku Osing, namun terdapat Suku Madura (Kecamatan Muncar, Wongsorejo, Kalipuro, Glenmore dan Kalibaru) dan suku Jawa yang cukup signifikan, serta terdapat minoritas suku Bali, suku Mandar, dan suku Bugis. Suku Bali banyak mendiami desa – desa di kecamatan Rogojampi. Bahkan di desa Patoman, Kecamatan Rogojampi seperti miniatur desa Bali di pulau Jawa.
Suku Osing merupakan penduduk asli kabupaten Banyuwangi dan bisa dianggap sebagai sebuah sub-suku dari suku Jawa. Mereka menggunakan Bahasa Osing, yang dikenal sebagai salah satu ragam tertua bahasa Jawa.